Menurut Kusno, hal itu sekaligus mendukung salah satu dari tujuh kebiasaan hebat anak Indonesia, yaitu membiasakan sarapan pagi.
BACA JUGA: Usai Dugaan Keracunan MBG, Koordinator SPPG Ungaran Timur Bakal Awasi Ketat Pengelola Dapur
“Banyak siswa datang ke sekolah tanpa sarapan. Dengan MBG pagi, harapannya semua siswa bisa sarapan bersama. Orang tua juga lebih tenang karena anak-anaknya sudah makan sebelum belajar,” tambahnya.
Mengenai potensi makanan sisa jika ada siswa yang izin atau sakit, Kusno memastikan sudah ada antisipasi. Porsi yang tidak siswa ambil akan langsung tawarkan kepada siswa lain di kelas yang sama agar tidak terbuang.
“Biasanya ada 30 sampai 50 porsi yang tersisa karena anak tidak masuk. Itu langsung tawarkan ke teman-temannya. Anak-anak sekarang senang makan, jadi jarang ada yang terbuang,” ungkapnya.
Kusno menegaskan, meski hingga kini SMAN 1 belum menerima jatah MBG, pihak sekolah tetap bersabar menunggu proses dari tim pelaksana. Ia berharap dalam waktu dekat program ini bisa segera berjalan di sekolahnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi