“Beliau itu selalu ada kalimat “kudu dari wong anti londo”, ojo tiru londo, pakaian juga ojo tiru londo. Bahkan mengatakan haram dan dinilai bisa rusak imannya,” katanya.
Hal itu, lanjutnya, merupakan jenis perlawanan dengan cara yang berbeda. Sebab, melawan penjajahan tak selalu dengan mengacungkan senjata.
Menanamkan ideologi cinta tanah air dan semangat bela negara juga bentuk perlawanan dan perjuangan.
“Itu kan jelas ideologi perlawanan. Nah, ini layak dijadikan pahlawan. Sebab beliau juga meninggalkan semangat kepada para pejuang untuk menjaga ideologi bangsa,” tutur Ichwan.
BACA JUGA: Menilik Kisah Masjid Kyai Sholeh Darat, Tempat Ulama dan Pahlawan Nasional Belajar Mengaji
Ia menilai, apabila nantinya Kyai Sholeh Darat menjadi pahlawan nasional, semakin banyak generasi muda yang mengenai Kyai Sholeh Darat. Nama dia bakal abadi sebagai nama-nama jalan atau gedung.
“Kalau benar-benar nanti sudah dapat gelar pahlawan otomatis makin makin masyhur. Nama jalan, gedung, bisa pakai nama Kyai Sholeh Darat,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila