Setelah peringatan upacara, warga di hibur dengan penampilan orkestra dari Alfa Bintang Orkestra yang membawakan lagu-lagu perjuangan. Kemudian, berlanjut dengan pertunjukan sendratari.
Aksi teatrikal mulai dengan beberapa orang yang mencari Wongsonegoro, untuk mengabarkan naskah proklamasi yang kemudian ia bacakan di depan warga. Pembacaab proklamasi kemudian mendapat sambutan kebahagiaan dan sorak-sorak warga.
Adapun nama Wongsonegoro sendiri, saat ini di abadikan menjadi nama RSUD milik Pemkot Semarang.
Sayangnya tak berselang lama, tentara Jepang yang tidak terima bendera Jepang diturunkan diganti Bendera merah putih.
Dalam aksi teatrikal ini, juga menceritakan saat dr Kariadi melakukan pengecekan di Reservoir Siranda yang di racun. Sang dokter akhirnya gugur, akibat tembakan dan serangan tentara Jepang.
Singkat cerita, perangpun pecah karena warga mendengar dr Kariadi gugur, hingga akhirnya perang terjadi dibeberapa titik dan berlangsung selama lima hari. Ribuan warga Semarang gugur untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (*)
Editor: Elly Amaliyah