SEMARANG, beritajateng.tv – Gerakan-gerakan perubahan dapat muncul dari mana saja. Salah satunya dari toko buku. Berawal dari Toko Buku Cahaya Ilmu yang terletak di Jalan Parang Kembang Raya, Tlogosari Kulon, Pedurungan, Kota Semarang, sekelompok anak muda kemudian membentuk Maring Institute.
Maring Institute adalah sebuah komunitas yang aktif menyuarakan literasi di kalangan anak muda. Awalnya, Maring adalah sebuah pameran buku dan event literasi yang berkolaborasi dengan BEM KM UNNES pada bulan Februari lalu.
“Jadi awalnya kami memang berangkat dari toko buku, arahnya gerakan literasi. Konsepnya menarik kami lanjutkan ke kafe. Jadi selain menyediakan buku, kami juga menyediakan kopi, tempat ngumpul, tempat ngobrol, intinya untuk meningkatkan kegiatan literasi di Kota Semarang,” jelas Fathul Munif dari Maring Institute.
Lebih lanjut, Fathul mengatakan bahwa Maring lahir dari rendahnya tingkat literasi di Kota Semarang, khususnya pada generasi muda. Oleh karenanya, salah satu agenda utama dari kehadiran Maring Institute adalah untuk membangkitkan semangat literasi di Kota Semarang.
Nama ‘Maring’ sendiri mereka ambil dari nama samaran salah satu tokoh pergerakan di Kota Semarang, yakni Henk Sneevliet. Harapannya, semangat Maring mampu kembali membara di kalangan anak muda Kota Semarang.