Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Daerah (Pemda) lain di Indonesia bisa mencontoh upaya-upaya yang kota Semarang lakukan.
“Inovasi luar biasa oleh Bu Wali bahkan perhatian tidak hanya kepada anak stunting, tetapi difabel, kemudian juga anak berkebutuhan khusus tercover. Tentu kami ucapkan terima kasih. Dan semoga kerja sama berlanjut sampai beberapa tahun ke depan untuk penurunan angka stunting di Semarang,” imbuhnya.
Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr Maria Endang Simiwi mewakili Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyebut jika program PMB adalah langkah konkrit Pemkot Semarang dalam upaya mencapai target zero stunting.
Meski demikian, ia juga mengingatkan partisipasi masyarakat dan keluarga untuk lebih peduli kepada ibu-ibu hamil maupun anak yang tumbuh kembangnya melambat. Ia juga mendorong, di samping program PMB dari Pemkot Semarang, ibu hamil KEK maupun balita berat badan kurang juga masih wajib mengkonsumsi makanan rutinnya.
“Jadi jangan sampai kalau sudah dapat PMB lalu porsi makan yang di rumah di kurangin. Itu nanti kita susah tercapai. Karena ini kan kita seperti tumbuh kejar yang butuh extra. Makanan lain yang di berikan. Ini adalah makanan extra, jadi untuk di rumah (makannya-red) jangan dikurangin,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah