“Kalau belum terasa di sektor pertanian atau perkebunan, itu karena investasi yang masuk masih di sektor industri. Maka perlu ekosistem bangun agar pertanian dan perkebunan juga bisa ikut tumbuh,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangan investasi di sektor agrikultur dapat dilakukan dengan membangun tata kelola lahan yang baik, memperkuat teknologi, dan menciptakan tenaga kerja yang terampil agar sektor ini mampu bersaing dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lokal.
BACA JUGA: Polres Blora Tetapkan 3 Tersangka Kebakaran Sumur Minyak Ilegal, Calon Investor hingga Pemilik Lahan
Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, realisasi investasi di Jawa Tengah sepanjang Januari hingga September 2025 mencatat capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir. Total nilai investasi mencapai Rp66,13 triliun, melampaui realisasi tahunan pada 2020, 2021, dan 2023.
Kepala DPMPTSP Jawa Tengah, Sakina Rosellasari menyebut, investasi di Jawa Tengah masih didominasi oleh sektor-sektor padat karya. Untuk penanaman modal asing (PMA), industri alas kaki menjadi yang terbesar, disusul industri karet dan plastik, serta tekstil. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) banyak berasal dari sektor makanan dan minuman. (*)
Editor: Farah Nazila













