SEMARANG, beritajateng.tv – Di tengah lesunya industri tekstil dan garmen di Jawa Tengah, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Andika Perkasa–Hendrar Prihadi, menyambangi salah satu pabrik tekstil terbesar di Kota Semarang yang berlokasi di Simongan, PT. Pantjatunggal Knitting Mill.
Ratusan pegawai pabrik tampak antusias menyambut kedatangan Andika-Hendi pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Tak sedikit dari mereka yang meminta foto bersama di tengah pekerjaan mereka. Beberapa pegawai pabrik pun tampak mengenakan kaos Andika-Hendi dalam agenda tersebut.
Usai melakukan kunjungan, Andika membeberkan terjadi penurunan permintaan atau demand di industri tekstil, tak terkecuali yang dirasakan oleh PT. Pantjatunggal Knitting Mill.
“Kalau dari penjelasan direksi tadi, sejak Covid-19 ya, karena Covid-19 itu permintaan turun,” jelas Andika.
Bahkan, kata Andika, ada bagian pabrik tersebut dengan kapasitas 2.500 orang harus berhenti operasionalnya secara terpaksa.
“Ada pabrik yang operasional dengan kapasitas 2.500-an ya, pegawai itu terpaksa harus berhenti operasional. Itu kan langkah agak mundur,” ungkap Andika.
Menurut hasil perbincangannya dengan manajemen PT. Pantjatunggal Knitting Mill, pemulihan situasi kondisi pabrik pasca-Covid-19 tak secepat itu.
“Setelah Covid, recovery gak terlalu cepat. Salah satu masalah tadi juga perlu kita hadapi bersama, baik di provinsi kabupaten/kota, dan pemerintah pusat,” tutur Andika.
Jika industri garmen atau tekstil bangkit kembali, Andika yakin hal itu akan berdampak pada pergerakan ekonomi di Jawa Tengah.
“Sehingga, kalau industri tekstil garmen ini bangkit kembali, kan ujungnya masyarakat Jateng yang akan menikmati lapangan kerja,” tegasnya.
Kunjungi pabrik tekstil, Andika tanggapi soal kemungkinan naiknya UMP Jawa Tengah jika jabat Gubernur
Dalam kesempatan itu, Andika angkat bicara saat disinggung akankah Upah Minimum Provinsi (UMP) naik jika ia terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah nantinya.
“Sebetulnya ini kan situasi yang memang harus dihadapi, tinggi-rendah [UMP] itu ada harganya. Misalnya, begitu banyak relokasi industri dari Banten dan Jawa Barat itu ke Jateng,” papar Andika.