Alasan di balik masifnya relokasi pabrik dari wilayah barat ke Jawa Tengah, kata Andika, tak terlepas dari UMP yang tergolong kompetitif.
“Upah minimum tadi yang masih relatif kompetitif,” sambung Andika.
BACA JUGA: Sebut Ada Kades di Jateng Langgar Hukum Pilkada, Tim Andika-Hendi Akan Layangkan Gugatan
Lebih lanjut, Andika mengungkap masih ada 10,47 persen warga Jawa Tengah yang tergolong miskin. Dari angka itu, penduduk yang menganggur sebesar 4,4 persen.
“Yang menganggur sendiri itu kira-kira 4,4 persen. Kita harus punya tepo seliro (kesadaran diri) untuk berbagi,” terangnya.
Jika banyak pabrik yang relokasi di Jawa Tengah, tutur Andika, terbukanya lapangan kerja juga semakin lebar.
“Semakin banyak perusahaan yang merelokasi atau pindah ke Jateng, maka akan semakin banyak masyarakat menganggur yang dapat pekerjaan lebih bagus. Harapan kita begitu,” ungkap Andika.
Sebut ekspor di Jateng masih lesu, Andika dorong pemerintah berikan stimulus
Tak hanya UMP, Andika turut menyoroti ekspor di Jawa Tengah yang juga perlu genjotan lebih. Salah satunya dengan stimulus yang harus pemerintah berikan kepada pengusaha.
BACA JUGA: Video Andika-Hendi Hormati Prabowo Subianto Sebagai Presiden Terpilih
“Impor di Jateng masih negatif daripada ekspornya. Ini harus kita dukung bersama, seluruh pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pusat agar memberikan stimulus,” jelasnya.
“Insentif yang lebih besar untuk eskpor ini akan memperbesar ekonomi Jawa Tengah, ujung-ujungnya juga pasti nasional,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi