Tingkat deflasi month to month Kota Semarang pada Januari 2025 sebesar 0,69 persen. Sedangkan, tingkat deflasi month to month Kota Semarang pada Februari 2025 sebesar 0,64 persen.
Dia menjelaskan, deflasi tersebut lantaran adanya penurunan harga tarif listrik yang menjadi kebijakan pemerintah.
“Pada Januari – Februuari, pemerintab menetapkan diskon tarif listrik 50 persen. Itu yang menyebabkan Kota Semarang deflasi,” terangnya.
Kendati demikian, pada Maret 2025, saat diskon tarif listrik tidak di berlakukan, Kota Semarang tercatat mengalami inflasi 1,42 persen. Hal itu menunjukan daya beli masyarakat masih terjaga.
“Contoh di pengeluaran pribadi, penyediaan makanan minuman, belanja pakaian, alas kaki, kalau dari sisi kompenen tersebut, daya beli masyarakat masih terjaga,” jelasnya.
Di sektor lain, pihaknya masih melihat data secara keseluruhan. BPS sedang menyusun PDRB secara triwulan. Menurutnya, apakah efisiensi berdampak pada pertumbuhan ekobomi dapat di lihat pada PDRB triwulan 1.
“Kami sedang menyusun. Di situ (di PRDB) akan tergambar bagaimana pertumbuhan ekonomi di triwulan 1,” terangnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah