Romo Mudji, lanjut Romo Benedictus, termasuk tokoh, sehingga prosesi Misa Requiem teratur agar tidak berdesakan. Hal itu agar bisa membagi waktu dan juga tidak terlalu ramai.
Prosesi Pemakaman Romo Mudji Sutrisno
Setelah rangkaian Misa Requiem, jenazah Romo Mudji selanjutnya dibawa dengan kereta dorong menuju Taman Makam Ratu Damai kompleks Girisonta.
“Selanjutnya menutup peti jenazah dan seluruh prosesi pemakaman selesai. Peziarah juga beroleh kesempatan untuk bisa melakukan tabur bunga dan doa di makam,” jelasnya.
Romo Benedictus juga mengatakan, selaku tokoh, budayawan, seniman serta rohaniwan, selama hidupnya Romo Mudji memiliki relasi dan jaringan pertemanan yang sangat luas.
BACA JUGA: Dorong Peran Pemuda Katolik Kabupaten Semarang, Bagus Suryokusumo: Mesti Berkontribusi ke Daerah
Hal itu tampak dari beragamnya kalangan masyarakat yang ikut memberikan penghormatan terakhir pada saat prosesi pemakaman di kompleks Girisonta.
Beberapa yang hadir antara lain Oei Hong Djien (OHD), pemilik OHD Museum, Romo Kirjito, bikhu, ulama, dan kalangan pegiat budaya dan seniman. “Mereka semua hadir untuk mengantar Romo Mudji,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













