“Jika ini menjadi satu kesatuan, wisatawan datang kesini tidak hanya ke Kota Semarang saja. Tapi bisa juga ke Demak, ke Grobogan, Ungaran, Salatiga atau ke Kendal. Pariwisata bisa tersentral, dan membuat pengunjung kangen untuk datang kembali ke wisata di wilayah Kedungsepur,” sebutnya.
Terkait kegiatan Ki Ageng Pandanaran Art Festival 2024, merupakan kegiatan untuk mengenang Bupati Pertama Kota Semarang Ki Ageng Pandanaran.
Terlebih, pada Sabtu (27 Juli 2024) merupakan Haul Ki Ageng Pandanaran ke-522 yang menjadi tonggak sejarah Ibu Kota Jawa Tengah ini.
“Untuk itu kami helat Ki Ageng Pandanaran Art Festival 2024 sekaligus Peringatan Hari Kebaya Nasional yang pertama di Kota Lama Semarang. Kemudian kami undang Bupati/Walikota se-Kedungsepur untuk menyinergikan sektor pariwisata,” ungkapnya.
Dalam peringatan Hari Kebaya Nasional tersebut meriah dengan parade 2000 perempuan berkebaya dari berbagai unsur masyarakat di Kota Semarang.
“Kebaya merupakan warisan budaya tak benda yang saat ini tengah diajukan prosesnya ke Unesco. Meskipun tidak sendiri, tetapi kebaya ini memiliki keseragaman dengan pakaian adat ASEAN. Karena kebaya hampir sama dengan milik negara tetangga,” paparnya.
Dengan adanya parade kebaya ini, Mbak Ita berharap menjadi satu upaya nguri-uri budaya. Agar perempuan bahkan anak-anak senang menggunakan kebaya agar kebaya tak lekang oleh waktu. (*)
Editor: Elly Amaliyah