SEMARANG, beritajateng.tv – Melukis ternyata bukan hanya kegiatan seni biasa bagi anak dengan autis. Selain sebagai sarana dalam mengasah kreativitas, melukis juga dapat berguna sebagai terapi motorik.
Hal itu sebagaimana yang berlangsung di Pusat Layanan Autis (PLA) Semarang. Sebanyak kurang lebih 30 anak autis binaan Rumah Layanan Autis mencoba berkarya melalui lukisan.
Salah satu Terapis PLA, Dian September mengungkapkan, melukis terpilih sebagai salah satu media terapi karena mampu mengasah motorik, fokus, dan ekspresi anak autis. Motorik halus anak autis, kata ia, akan terasah ketika memegang kuas dan cat.
Selain memiliki manfaat untuk terapi motorik anak autis, Dian juga menyebut bahwa karya anak autis memiliki nilai seni yang tinggi. Kestabilan mental yang berbeda pada anak autis menjadi faktor utamanya.
“Lebih jauhnya perihal muatan karya, anak-anak bikin pada kondisi apa. Jadi kondisi sebelum berkarya itu, misal punya kesedihan atau kegalauan terus diaplikasikan ke cat, apalagi yang abstrak, itu sangat wow kalau menurut saya,” kata seniman sekaligus terapis art class and craf tersebut, Jumat 23 Juni 2023.
Tak hanya melukis di kanvas putih, anak-anak autis juga mengaplikasikan seni pada berbagai media, seperti mug, kalender, amplop, gantungan kunci, tas, kain, hingga casing hp. Dian pun menyebut bahwa beberapa karya anak autis sudah laris terjual.
“Iya, sudah laku dengan sistem ke mulut-mulut, yang paling diminati yang isinya karya anak-anak yang sudah diaplikasikan, seperti kain, kaos, tas,” lanjutnya.