BACA JUGA: Asah Kemampuan Motorik Anak Autis, Pusat Layanan Autis Kota Semarang Gelar Pameran Kreativitas
Menghadapi Anak Autis Butuh Kesabaran Khusus
Dian tak menampik bahwa memerlukan kesabaran khusus dalam mengajarkan seni kepada anak autis. Sebagai coach atau pelatih, ia pun harus siap menerima apapun hingga berusaha meredam ego.
“Sebagai coach harus siap menerima apapun. Harus memaklumi kondisi anak-anak autis yang mudah tantrum, marah, dan kedistrak tersebut,” ungkapnya.
Meski begitu, Dian juga menganggap kondisi anak autis yang tidak stabil tersebut sebagai hal yang menarik. Ia juga memahami bahwa anak autis ketika mengalami tantrum pasti terdapat sebab-akibat.
“Kendalanya sebenarnya itu moody, kondisi anak-anak autisme ibaratnya kalau tantrum ada sebab dan akibatnya. Jadi saat ada jam saya mengajar, ternyata kondisinya itu awalnya tantrum, itu ada letupan-letupan emosinya. Itu asiknya juga, ada karya saat dia marah, dan muatan ada di situ deskripsinya yang nanti saya share ke orang tua sebagai pembelajaran juga,” imbuhnya.
Terakhir, ia pun menekankan bahwa kegiatan seperti ini sebagai memberi semangat sekaligus menyebarkan informasi kepada khalayak umum bahwa anak autis juga bisa hidup berdampingan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi