Ia pun meyakini, andai PDIP tak terlambat dalam mengusung Andika-Hendi, maka paslon nomor urut 1 itu bisa mengejar ketertinggalannya dari Luthfi-Yasin.
“Perolehan angka Andika-Hendi sepertinya mengalami langkah yang cepat dan itu prestasi tersendiri. Kendati pun belum beruntung akhirnya, karena start-nya terlambat tadi. Andai kata tidak terlambat saya kira dia bisa mengajar,” ungkap NHS.
Baginya, PDIP yang sendirian melawan belasan parpol pengusung Luthfi-Yasin tak bisa menjadi alasan kuat di balik kekalahan Andika-Hendi.
Alasannya, kata NHS, Pilpres dan Pilkada mengandalkan peran figur.
NHS pun mewanti-wanti PDIP untuk tak lagi membuang waktu. Mengingat, kata dia, langkah Luthfi nantinya untuk maju kembali sebagai gubernur periode kedua.
“Logika Pilpres dan Pilkada sama saja, pada sosok dan figuran. Magnetikanya ada pada figur, bukan di institusi. Saya kira itu waktu dan momentum berharga yang lewat begitu saja. Sesungguhnya itu kerugian, karena PDIP dalam lima tahun tentu saja akan sulit untuk bisa reborn, [terlebih] kalau Luthfi sampai dua periode, itu akan menjauh,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi