SEMARANG, beritajateng.tv – Belum lama ini, Forum Guru Prioritas Swasta (FGPS) Jawa Tengah yang tergolong dalam kelompok R1D mengkritik masih banyaknya kebutuhan guru SMA/SMK negeri di Jawa Tengah.
Atas kritikan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Sadimin, pun angkat bicara.
Saat beritajateng.tv jumpai di kantornya pada Kamis, 7 Agustus 2025, Sadimin menyebut kekurangan guru di Jawa Tengah tak terlalu banyak.
“Kalau kita lihat data, sebetulnya guru kita itu rata-rata kan sudah ngajar 27-28 jam per minggu, kalau dari batas minimalnya 24 jam. Sehingga kalau misalkan ada kekurangan, ya tidak terlalu banyak,” ucap Sadimin.
Terlebih, kata Sadimin, masih ada sekitar 172 guru SMA/SMK negeri yang jam mengajarnya masih nol.
“Ini saja ada 172 guru yang tidak dapat jam. Kami upayakan untuk bisa ngajar di sekolah-sekolah yang sekiranya di situ mapelnya ada, biar dapat jam. Itu menunjukkan bahwa guru itu untuk mapel-mapel tertentu cukup,” sambung dia.
Kekurangan guru di Jateng terjadi di SLB
Kendati begitu, Sadimin menyebut masih ada mata pelajaran (mapel) tertentu yang kekurangan guru, utamanya pada Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Tapi ada juga mapel-mapel tertentu kurang. Apalagi yang di SLB, itu sangat kurang sekali guru-guru yang khusus SLB [dari jurusan] pendidikan luar biasa,” akunya.
Sadimin menuturkan, mayoritas yang melamar guru SLB ialah guru dari pendidikan umum.