DEMAK, 8/3 (beritajateng.tv) – Sebagai kepala daerah yang peduli dengan isu – isu perempuan yang rentan terhadap kekerasan di Kabupaten Demak, Eisti’anah selaku Bupati Demak mengajak semua pihak untuk menyuarakan stop kekerasan pada perempuan dan anak.
Hal tersebut disampaikan Bupati Demak dalam pertemuan dengan lintas komunitas yang peduli terhadap perempuan dan anak yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Demak (GPD) dalam rangka memperingati Hari Perempuan International yang jatuh pada Rabu (8/3).
Isu dan permasalahan terkait tingginya kasus kekerasan perempuan di Demak diangkat dalam diskusi, di mana Masnuah, selaku koordinator GPD sekaligus founder Yayasan Paralegal Pertiwi menyampaikan bahwa selain angka kekerasan yang tinggi, stigma dan penyelesaian kasus juga belum berpihak pada korban.
“Seringkali yang memprihatinkan adalah apa yang terjadi pada korban permerkosaan dianggap aib keluarga atau desa. Padahal korban tidak salan dan bahkan memiliki trauma psikologis yang harus tertangani dengan baik. Dikawinkan dan diasingkan bukan solusi terbaik untuk korban,” ucap Masnuah.
Bupati Demak yang didampingi Kadinsos P2PA, Eko Pringgolaksito, menyepakati bahwa penyelesaian serta penanganan trauma harus menjadi prioritas selain memberikan hukuman pada pelaku dan mengubah stigma buruk di masyarakat.