“Tadi saya sempat tanya, lansia yang tidak diantar naik ojek online biayanya Rp 25 ribu. Kalau pulangnya kita antar, tentu akan meringankan mereka, yang sakit kan juga pasti terbantu,” harapnya.
Sementara itu, Mbah Poni warga Gajahmungkur yang memiliki penyakit katarak, mengaku datang langsung ke kantor pos, karena tidak tahu bantuan yang diberikan pemerintah ini bisa diwakilkan, atau pihak kelurahan dan kecamatan berserta kantor pos bisa datang ke kediamannya.
“Nggak tahu kalau ada kayak gitu, mungkin saya belum dikasih tahu sama warga lainnya,” tuturnya.
Saat Mbah Poni datang, ia nampak harus digandeng oleh cucunya karena tidak bisa melihat. Ade langsung memerintahkan staf kelurahan untuk mendatangi nenek berusia 78 tahun ini, agar tidak perlu antri dan masuk ke kantor kelurahan.
“Nanti saya anter mbah pulangnya, biar cucunya menunjukkan jalan. Njenengan saya gendong ya masuk ke mobilnya,” ujar Ade.
Mbah Poni , datang untuk menerima bantuan dengan total Rp 1,5 juta. Apalagi saat itu, menunggu petugas Mbah Poni mengaku harus menahan nyeri dipunggungnya.
“Lumayan mas, uangnya bisa buat makan dan membayar kebutuhan sehari-hari. Pulangnya juga dianterin Pak Camat,” ungkap mbah Poni senang. (Ak/El)