Akan tetapi, karena menunggu proses rotasi selesai sepenuhnya, pihaknya baru melaksanakan konservasi meriam di penghujung tahun 2023 ini.
“Karena koleksi berada di luar dan rentan rusak, terpapar matahari dan curah hujan tinggi,” tambahnya.
BACA JUGA: Tidak Ada Hubungannya dengan Klenik, Begini Prosesi Pencucian Keris Koleksi Museum Ranggawarsita
Lebih lanjut, Nurodho menjelaskan proses sterilisasi yakni menggunakan bahan kimia aquades kering. Setelah itu, berlanjut proses coating dengan polifinil asetat yang dilarutkan menggunakan toluene. Sementara untuk dosis keduanya sama, yakni sebanyak 2,5 persen.
“Harapannya apabila itu nanti kita aplikasikan ke sebuah koleksi, yang mana koleksi itu ada data-data pendukung yang bisa kita gali, tidak menutupi (data), itu tujuan kami melakukan kegiatan konservasi,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi