Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews Update

Cegah Stunting, Awasi 1.000 Hari Masa Emas Perkembangan Anak

×

Cegah Stunting, Awasi 1.000 Hari Masa Emas Perkembangan Anak

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto hadir secara virtual dalam Sosialisasi Non Perda "Antisipasi Stunting di Kabupaten Semarang". (wahyu/beritajateng.tv)

Taufik menambahkan, butuh dukungan semua pihak agar upaya tersebut berhasil. Termasuk dari pemerintah desa dan garda terdepan layanan kesehatan seperti Puskesmas serta Posyandu.

“Semua akan berhasil jika ada upaya bersama. Kendala pasti ada. Kita semua berharap ada penurunan angka stunting yang signifikan,” katanya.

Sub Koordinator Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Siti Aliyatun mengatakan, antisipasi stunting dapat dilakukan pada 1.000 hari pertama ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun. Periode tersebut merupakan masa emas anak berkembang secara optimal.

“Bagaimana kalau anak sudah diatas dua tahun? Bisa (ditangani), tapi sulit pencegahannya, tidak seperti intervensi pada anak usia dua tahun ke bawah,” paparnya.

Dia memaparkan, saat ini tinggi badan anak sedikit sekali dipengaruhi faktor genetik. “Banyak kita lihat bapak dan ibunya pendek tapi anaknya tinggi karena asupan gizinya bagus,” katanya.

Siti mengatakan, stunting terjadi akibat praktik pengasuhan yang tak baik, serta kurang pengetahuan kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan. Fakta di lapangan menunjukkan, sekitar 60 persen anak usia 0-6 bulan tak mendapatkan ASI ekslusif, serta 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tak menerima makanan pengganti ASI.

“Penyebab lainnya adalah kurangnya akses ke makanan bergizi. Saat ini satu dari tiga ibu hamil mengalami anemia,” ujarnya.

Dikatakannya, prevalensi stunting pada balita di Kabupaten Semarang tahun 2017-2020 cenderung menurun. Sementara prevalensi stunting pada balita di Kabupaten Semarang tahun 2020-2021 justru mengalami peningkatan. Pada tahun 2021 masih ada 3.930 kasus balita dengan status sangat pendek dan pendek di Kabupaten Semarang.

Dinas Kesehatan sendiri melakukan berbagai upaya pencegahan stunting. Sasaran proritas pencegahan diarahkan pada remaja putri, ibu hamil, dan balita. Caranya dengan perbaikan gizi ibu hamil dan balita, pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, hingga menyarankan ASI ekslusif untuk bayi.

Selain itu, ada sosialisasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) pada tenaga kesehatan, kader, dan Tim Penggerak PKK, mendirikan rumah pemulihan gizi di 4 puskesmas rawat inap dengan mendatangkan dokter spesialis anak dan fisioterapi. (adv)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan