Scroll Untuk Baca Artikel
EkbisNews Update

Cerita Bakul Tempe Munthuk Banjarnegara, Berburu Daun Nyangku Hingga Cilacap 

×

Cerita Bakul Tempe Munthuk Banjarnegara, Berburu Daun Nyangku Hingga Cilacap 

Sebarkan artikel ini
Kisah Bakul Tempe Munthuk Banjarnegara, Berburu Daun Nyangku Hingga Cilacap 

Kenapa harus mencari sendiri?. Kata Winarni, karena kalau beli tidak ‘cubak’ atau tidak seimbang antara biaya dan hasilnya.

Karena harga bahan baku kedelai sudah mahal sedang harga tempe tidak naik. “Sebab kalau dinaikkan atau volume tempe dikurangi, para pedagang eceran tidak mau jual lantaran konsumen pada protes,” katanya.

‘Jadi seba susah mas. Ya akhirnya kita yang mengalah. Demi mempertahan hubungan baik dengan sesama pedagang,” katanya.

Turyono sendiri, setiap hari Selasa dan Rabu berburu daun yangku ke Cilacap. Biasanya rombongan dengan naik sepeda motor.

Nanti sesampainya di hutan, mereka berpencar. “Ya ini dilakukan sejak harga kedelai terus merangkak naik,” tutur Winarni.

Winarni dan para perajin tempe berharap harga kedelai bisa stabil atau turun. Sehingga tempe Argasoka atau tempe munthuk bisa eksis dan berkembang.

Diketahui, saat ini produksi tempe Munthuk dan tempe amba kisaran 50 kg/hari. Winarti adalah istri dari Turyono, ketua paguyuban perajin tembe di Wanasari.Saat ini anggotanya sekitar 30 perajin. (Ak/El)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan