Bagi Yusrul, peristiwa ini bukan sekadar musibah alam, melainkan pengingat pentingnya kesiapan dan pengawasan dalam setiap kegiatan pengabdian mahasiswa.
“Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Musibah memang tak bisa ditebak, tapi kewaspadaan dan koordinasi harus selalu diperkuat,” pungkasnya.
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Walisongo, Moh. Masrur mengatakan, dari total 15 mahasiswa yang bermain di sungai, sembilan berhasil selamat, sementara enam terseret arus.
“Ada 15 anak yang main di sungai. Sembilan selamat dan berhasil naik ke posko, enam hanyut ke bawah air,” ujarnya.
BACA JUGA: Pasca Tragedi Hanyut, UIN Walisongo Evaluasi KKN dan Fokus Pendampingan Psikologis Korban
Menurutnya, keputusan bermain di sungai adalah inisiatif pribadi para mahasiswa setelah kegiatan KKN selesai. Padahal, dosen pembimbing lapangan sebelumnya telah mengingatkan agar tidak melakukan aktivitas di sungai.
“Dosen pembimbing sudah wanti-wanti jangan ke sungai. Tapi ya itulah, anak-anak semangat, ingin refreshing sebentar setelah kegiatan,” tutur Masrur. (*)
Editor: Farah Nazila













