Menurutnya, hal ini mampu membuka kesempatan yang sama pada seluruh calon siswa.
“Sekarang semua boleh daftar, tidak ada pembedaan. Tahun lalu akreditasi sekolah masih jadi syarat, sekarang terhilangkan. Sehingga semuanya sama, mereka memiliki hak yang sama terkait ini,” paparnya.
Jarak rata-rata rumah calon siswa yang diterima SMAN 1 Semarang
Perihal rata-rata jarak rumah siswa yang diterima di SMAN 1 Semarang, ia mengaku angkanya fluktuatif.
Namun, lanjut Budi, jarak rata-rata rumah calon siswa yang diterima dari SMAN 1 Semarang sekitar 1,4 kilometer.
“Jarak sekitar 1,4 km itu dengan asumsi begini, tahun lalu kan zonasi yang terangkat hampir 60 persen dari 55 persen. Karena jalur afirmasi tidak memenuhi, jadi masuk ke zonasi,“ bebernya.
Kendati begitu, Budi belum bisa memprediksi apakah jarak rata-rata itu akan berubah atau tetap sama.
“Tahun ini apakah lebih jauh apa dekat, kita belum tau. Kita masih melihat nanti, apakah calon siswa yang tinggalnya dekat sekolah masih banyak yang daftar,” jelasnya.
BACA JUGA: Luncurkan PPDB 2024, Mbak Ita: Semua Sekolah Bagus, Tak Ada Sekolah Favorit
Sistem PPDB SMA/SMK Negeri yang menggunakan zonasi sejak 2017 silam ini pun menuai respons Budi selaku Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Semarang.
Terkait sistem penerimaan siswa berdasarkan jarak rumahnya ini berpengaruh pada kualitas siswa atau tidak, Budi angkat bicara.
“Input tentu berpengaruh pada output, karena memang apapun juga zonasi itu siswanya sebanyak 55 persen, hampir separuh lebih, ya kan berpengaruh,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila