SEMARANG, beritajateng.tv – Budaya Tionghoa telah lama berkembang di Kota Semarang. Bahkan, budaya tersebut turut memengaruhi berbagai aspek seperti kuliner, arsitektur, hingga perayaan tradisional.
Salah satu yang menjadi saksi bisu dari kuatnya pengaruh budaya Tionghoa di Kota Lumpia adalah keberadaan bongpay atau nisan makam tradisional Tionghoa. Konon, ratusan bongpay masih terkubur dan tersembunyi di kota ini.
Hal tersebutlah yang kemudian mendorong Bram Luska, seorang pemerhati sejarah Tionghoa, untuk menyusuri Kota Semarang dan mencari bongpay yang tersembunyi.
Bram, sapaan akrabnya, pertama kali tertarik berburu bongpay pada 2020 lalu. Bersama salah seorang sahabatnya, Philipus Dellian Agus Raharjo atau Pippo Agosto, Bram menelurusi sudut ke sudut Kota Semarang.
“Waktu itu ada dorongan dari pegiat Pecinan untuk mencari peninggalan-peninggalan Tionghoa. Salah satunya bongpay,“ katanya saat beritajateng.tv hubungi, Rabu, 20 Maret 2024.
BACA JUGA: Usai Viral Jadi Penutup Selokan, PSMTI Jateng Terima Kembali 17 Bongpay Berusia Ratusan Tahun
Bram sendiri bukanlah orang dengan latar belakang pendidikan sejarah seperti pegiat sejarah lainnya. Ia merupakan pemilik Restoran Italia, iL Pastificio.
Tak heran jika pada awalnya ia menemui beberapa kendala. Salah satunya kendala bahasa.
“Saya dulu sama sekali tidak bisa membaca huruf yang ada di Bongpay. Namun pelan-pelan sekarang bisa karena diajari Mas Pippo. Kendalanya lagi terbatasnya narasumber,” ucapnya.
Bongpay Semarang: Dapat petunjuk lokasi dari mimpi
Setahun setelah berburu bongpay, Bram lantas memiliki semacam ikatan khusus. Ia mengaku beberapa kali bermimpi aneh dan merasa diberi petunjuk khusus tentang lokasi bongpay dalam mimpinya.