“Pompa kurang maksimal. Kadang nyuwun sewu nggih, kadang pompanya itu kalau difoto itu pompanya hidup lima. Tapi setelah pejabat pulang yang hidup tinggal dua,” ungkap dia.
Menurutnya, warga sudah sering mengingatkan petugas agar semua pompa bisa berfungsi maksimal.
“Warga selalu komunikasi. Namanya orang kan ada lupanya nggih. Jadi warga juga sering mengingatkan. Bukannya ada benturan, enggak ada, cuman kan warga saling mengingatkan,” imbuh dia.
Warga, lanjut dia, bahkan memakluminya, dan menduga ada trouble dalam mesin pompa.
“Iya, biasanya lima yang nyala cuma dua, mungkin ada yang trouble. Makanya kan kami sering komunikasi dengan penjaga pompa,” sebutnya.
Selama banjir, lanjut dia, aktivitas warga nyaris lumpuh. Namun dengan adanya bantuan prahu karet dari Damkar dan BNPB, warga bisa menggunakan untuk akses keluar masuk kampung.
“Harapan kami sederhana, tiap tahun jangan sampai banjir terus. Warga ingin ada langkah nyata supaya bisa hidup tenang tanpa takut air masuk rumah lagi,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













