“Aplikasi Santun hadir sebagai salah satu solusi agar bagaimana mengampanyekan anti perundungan itu secara menarik, menyenangkan, dan edukatif. Di situ banyak sekali konten yang saya gabungkan menjadi aplikasi, mulai dari mengampanyekan melalui media komik, sampai dengan permaianan virtual reality dan augmented reality,” lanjutnya.
Bentuk pengabdian Slamet sebagai guru inovatif kepada dunia pendidikan
Di sisi lain, Slamet sendiri merupakan pelopor dari SK TPPK atau Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di SD Pakintelan 01. Ia bersama guru, pihak sekolah, hingga wali siswa berkomitmen untuk menggalakkan kampanye anti perundungan yang menarik bagi siswa.
Atas prestasinya di tingkat nasional tersebut, Slamet mendapat apresiasi berupa umroh gratis dari Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
BACA JUGA: Mbak Ita Dorong Guru di Kota Semarang Miliki Keterampilan Tambahan
Adapun ini bukan prestasi pertama yang Slamet raih. Sebelumnya, ia berhasil menggondol Juara 1 Guru Inovatif BBGP Jateng dan Juara 2 Pengelolaan Website Kwarran tingkat Kwarda Jateng.
“Dalam hati saya, saya betul-betul ingin mengabdikan diri saya kepada peserta didik, kepada dunia pendidikan. Yang namanya apresiasi saya syukuri dan semoga bisa menjadi motivasi kepada guru-guru lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi,” harapnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi