Phillip Cocu
Phillip Cocu adalah sosok yang memiliki reputasi baik di dunia kepelatihan. Sejak tahun 2023, ia belum menerima tawaran besar setelah berpisah dengan Vitesse. Cocu menerapkan gaya bermain yang seimbang antara serangan dan pertahanan, serta memiliki pengalamannya di liga Belanda sebagai tempat pengembangan pemain muda.
Ia bisa menjadi pilihan untuk melatih Timnas Indonesia. Tantangannya, Cocu tentu perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan harapan penggemar Indonesia yang sering menginginkan aksi yang spektakuler.
Bernardo Tavares
Ia pernah melatih PSM Makassar dan berhasil membawa klub meraih gelar Liga 1 di musim 2022-2023 sebelum akhirnya menganggur. Tavares sudah memahami budaya lokal, liga domestik, serta karakter pemain dan kondisi lapangan.
Namun, tantangannya adalah membawa tingkat kompetisi ke arena internasional serta membangun mental juara yang konsisten di kancah Asia.
Shin Tae-yong
Shin Tae-yong adalah nama yang selalu teringat di benak penggemar Timnas Indonesia. Ia harus meninggalkan Garuda pada 6 Januari 2025 dan digantikan oleh Kluivert. Sebelumnya, ia sempat melatih klub Korea Selatan, Ulsan HD, meskipun kemudian dipecat setelah mencatat 2 kemenangan dari 10 pertandingan.
Kelebihannya adalah kedekatannya dengan pemain dan pendukung Indonesia, serta pemahamannya tentang ekspektasi dan karakter timnas. Namun, kelemahannya adalah catatan terakhirnya di klub luar negeri kurang memuaskan, dan hal ini bisa membawa kembali suasana masa lalu.
Menimbang dan Memilih dengan Bijak
Mengganti pelatih bukan hanya soal reputasi besar, tetapi juga mengenai keselarasan visi jangka panjang, adaptasi terhadap karakter pemain Indonesia, dan kemampuan untuk membentuk identitas tim yang terintegrasi. Jika PSSI memutuskan untuk bertindak sebelum akhir 2025, maka melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kelebihan dan kekurangan calon pelatih harus menjadi prioritas utama.
Yang menarik dari daftar ini adalah variasi dalam gaya dan latar belakang. Beberapa memiliki reputasi di Eropa, ada yang akrab dengan budaya setempat, dan ada pula yang membawa pengalaman internasional. Namun, semuanya menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya, waktu, serta harapan yang tinggi dari masyarakat. (*)