Berdasarkan hasil survei 2024, masih ada 381 ruang kelas yang tersebar di ratusan sekolah yang masih rusak.
Kemudian ada 48 ruang guru di 48 sekolah yang rusak. Tidak hanya itu, 22 perpus sekolah, 6 laboratorium, 42 toilet, dan 9 UKS.
“Ini semuanya yang rusak berat,” tuturnya.
Dengan ketidakjelasan DAK 2025 itu, pihaknya pun hanya mengandalkan perbaikan sekolah rusak dari dana alokasi umum (DAU). Anggaran ini berasal dari bantuan provinsi (Banprov).
“Tak ada DAK dampaknya signifikan. DAK ini andalan kita untuk memperbaiki sarana prasarana sekolah. Bertahun-tahun dari DAK kita dapat puluhan miliar,” paparnya.
Lantaran itu kebijakan pusat, pihaknya pun hanya bisa menerima realita yang ada.
“Jadi ini sangat berpengaruh untuk target perbaikan atau pembangunan sekolah dari yang kita rencanakan,” tutupnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.