“Kita punya komunitas barongsai, nah dari situlah kita rekrut ke barongsai dulu, baru kita gabungkan ke Wayang Potehi. Kalau ada yang berpotensi kita latih terus. Baik anak yang putus sekolah ataupun yang masih sekolah, karena biar anak-anak ini tidak terjerumus ke hal-hal yang jelek,” lanjutnya.
Wayang Potehi bakal pentas di gereja
Thio menjelaskan bahwa potehi memang kesenian yang berasal dari daratan Tiongkok. Ceritanya pun tak jauh-jauh dari kisah zaman Kerajaan Tiongkok. Namun, saat ini pentas wayang tersebut lebih terbuka untuk semua kalangan. Bahkan rencananya, pada tanggal 17 September 2023 nanti Thio akan tampil di Gereja Katedral Semarang.
“Sekarang sudah lebih nasionalis. Kalau dulu hanya untuk ulang tahun dewa dan ulang tahun klenteng, sekarang di gereja juga bisa,” ungkap Thio.
BACA JUGA: Kesenian Wayang Krucil Pukau Masyarakat di Sedekah Bumi Blora
Selain itu, Thio menuturkan bahwa peraturan bermain wayang tersebut sekarang tidak sesaklek zamannya kecil dulu. Apalagi dulu hanya orang-orang tertentu yang boleh memegang boneka wayang secara langsung.
“Kalau sekarang kita longgar, yang penting kamu niat belajar bener-benar silahkan belajar. Jangan takut untuk mengerti, jangan malu bertanya. Pokoknya jangan takut-takut lah kalau belajar, karena ini kan sudah menjadi budaya kita juga,” pesannya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto