NasionalPeristiwa

Darah dan Semangat: Tragedi dan Heroisme di Pertempuran Lima Hari Semarang

×

Darah dan Semangat: Tragedi dan Heroisme di Pertempuran Lima Hari Semarang

Sebarkan artikel ini
Seorang Anak Mengibarkan Bendera Merah Putih
Seorang Anak Mengibarkan Bendera Merah Putih (sumber: freepik.com)

SEMARANG, beritajateng.tv- Pertempuran Lima Hari di Semarang berlangsung sejak 15 hingga 20 Oktober 1945, di masa transisi setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Meskipun Jepang secara resmi sudah kalah, banyak garnisun Jepang yang masih mempertahankan senjata mereka dan menolak mengakui kewenangan Republik Indonesia.

Desas-desus tentang racun di cadangan air minum daerah Candi menyulut keresahan masyarakat dan memicu pertikaian.

Pada 14 Oktober, Dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat di Semarang, menyelidiki kondisi air di reservoir tersebut.

Saat dalam perjalanan, tentara Jepang menembaknya. Aksi penembakan ini memicu kemarahan warga dan pemuda, yang kemudian menyulut konflik berskala besar.

BACA JUGA: Jurnalis Gaza Saleh Aljafarawi Tewas Saat Meliput Konflik, Dunia Jurnalisme Berduka

Kronologi: Lima Hari yang Membara

Pemuda dan TKR di Semarang memulai perlawanan terhadap pasukan Jepang pada 15 Oktober 1945, yang secara resmi menandai awal pertempuran.

Di beberapa titik kota seperti Simpang Lima, Pandanaran, Jombang, dan Kintelan, bentrokan terjadi intens.

Pada 16 Oktober, para pejuang Indonesia merebut sejumlah posisi strategis, termasuk penjara Bulu, tempat mereka menahan tawanan Jepang.

Sebelumnya, mereka telah memindahkan tawanan tersebut dari Cepiring ke Bulu karena menduga adanya upaya pemberontakan atau pelarian yang akan bergabung dengan pasukan Jepang di daerah Jatingaleh.

Ketika situasi semakin kritis, pihak Indonesia mengupayakan perundingan gencatan senjata. Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono mewakili Indonesia, sementara Letnan Kolonel Nomura mewakili Jepang. Pasukan Sekutu pun ikut dilibatkan dalam proses tersebut.

 Akhirnya pada 20 Oktober 1945 pihak Sekutu melucuti seluruh persenjataan Jepang, menandai akhir dari pertempuran ini.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan