Dengan inovasi itu, Acaraki berusaha mengubah stigma jamu sebagai minuman yang sulit dinikmati, menjadi minuman sehat yang lebih ramah lidah namun tetap mempertahankan khasiatnya.
Outlet pertama Acaraki berdiri di Kota Tua Jakarta sejak 2018, setelah melalui riset selama dua tahun. Namun, di Jawa Tengah sendiri, Acaraki belum memiliki outlet permanen.
The Art Of Jamu, dari tradisi menjadi gaya hidup
Keunikan lain dari Acaraki adalah penyajian jamu fresh yang diracik langsung di hadapan pelanggan. Bahkan, pembeli bisa mencoba meracik sendiri.
Selain itu, tersedia juga jamu dalam bentuk serbuk kering dengan harga berkisar Rp110 ribu hingga Rp154 ribu per 100 gram, tergantung varian bahan seperti kunyit, asem, hingga jahe.
Dengan tagline “The Art Of Jamu”, Acaraki ingin menegaskan bahwa meracik jamu bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebuah seni. Lewat inovasi rasa dan metode penyajian, jamu kini bisa menjadi bagian dari gaya hidup modern yang sehat dan menyenangkan.
BACA JUGA: Ada Kandungan Paracetamol, BPOM Gerebek Industri Rumahan Jamu Ilegal di Klaten dan Kudus
Jamu Acaraki dapat dinikmati di Expo UMKM dan Kuliner di Halaman Kantor DPRD Jawa Tengah mulai Rabu, 20 Agustus hingga Jumat, 22 Agustus 2025.
Pameran UMKM dan kuliner tersebut merupakan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah. (*)
Editor: Farah Nazila