Pariwisata

‘Dolan’ ke Bledug Kuwu, Daya Tarik Wisata Grobogan yang Diselimuti Legenda dan Berbagai Fenomena

×

‘Dolan’ ke Bledug Kuwu, Daya Tarik Wisata Grobogan yang Diselimuti Legenda dan Berbagai Fenomena

Sebarkan artikel ini
wisata Grobogan Bledug Kuwu
Fenomena dan Legenda wisata Grobogan Bledug Kuwu.

GROBOGAN, beritajateng.tv – Bledug Kuwu adalah sebuah fenomena alam yang unik di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang menawarkan keajaiban alam berupa letupan lumpur. Wisata Grobogan Bledug Kuwu ini terletak di Desa Kuwu, sekitar 30 km timur Purwodadi, dan telah menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang.

Berbeda dengan tragedi lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, wisata Grobogan Bledug Kuwu tidak menimbulkan kerugian. Sebaliknya, tempat ini malah menjadi lokasi wisata dan pusat pembuatan garam oleh pemerintah setempat dan masyarakat.

Wisata Grobogan Bledug Kuwu

Bledug Kuwu memiliki luas sekitar 45 hektar dan menyuguhkan pemandangan tanah kosong yang mengeluarkan asap putih. Pengunjung sering kali mendengar dentuman seperti meriam yang beriringan dengan suara menggelegar dan bunyi air mendidih.

BACA JUGA: Lagi Nyari Tempat Wisata untuk Liburan Sekolah? 5 Wisata Grobogan ini Bisa Dikunjungi Bareng Keluarga, Unik dan Memesona!

Letupan lumpur di sini bervariasi, dengan beberapa letupan yang mencapai ketinggian hingga tiga meter, seukuran balon udara. Namun, pengunjung perlu berhati-hati karena meskipun tanah di atasnya tampak keras, terdapat lumpur di bawahnya.

Keunikan lain dari wisata Grobogan Bledug Kuwu adalah lumpur yang keluar dari dalam tanah mengandung garam. Fenomena ini membuat banyak orang heran karena lokasi ini jauh dari laut dan Kabupaten Grobogan sendiri tidak memiliki garis pantai.

Warga setempat memanfaatkan lumpur tersebut untuk membuat garam secara tradisional. Fenomena ini telah dikelola oleh pemerintah sejak tahun 1983 dan jumlah pengunjungnya terus meningkat setiap tahunnya.

Legenda Bledug Kuwu

Selain fenomena alamnya, Bledug Kuwu juga memiliki legenda yang masyarakat setempat percaya. Legenda ini berkaitan dengan cerita rakyat Aji Saka dari abad ke-7 Masehi, pada masa Kerajaan Medang Kamulan yang dipimpin oleh Dinasti Sanjaya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan