SEMARANG, beritajateng.tv – Seorang orang tua calon siswa asal Kota Semarang, Dimas Kurnidi, mengungkapkan ketidakadilan yang terjadi pada anaknya dalam PPDB jalur prestasi jenjang SMP.
Anaknya yang bernama Lucky Ananta gagal lolos di SMP negeri manapun setelah PPDB hari terakhir, poin sertifikat yang ia gunakan mengalami penurunan dari 3 menjadi 2,5.
“Hari terakhir sekitar jam 4, yang awalnya poin tambahan sebesar 3, turun jadi 2,5. Saya baru sadar jam 6,” kisahnya kepada beritajateng.tv, Jumat, 5 Juli 2024.
Dimas sebenarnya langsung melaporkan kejadian tersebut Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang. Sayang, Dinas Pendidikan Kota Semarang tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
Bahkan, customer service Dinas Pendidikan Kota Semarang tak lagi aktif saat orang tua tersebut melapor di sore hari. Sehingga ia pun menghubungi Kepala SMPN 45 Semarang, tempat anaknya mendaftar.
“Saya tanya apakah ada regulasinya, namun baru mereka bales jam 11 malam, beliau mengatakan bahwa infonya itu memang sudah ada regulasi kalau sertifikat poinnya hanya 2,5,” sambungnya.
Parahnya lagi, ia juga telah melapor ke Ombudsman Jawa Tengah. Namun sama seperti halnya Disdik, Ombudsman juga tidak menanggapi aduannya.
“Hari esoknya saya langsung lapor ke Ombudsman, pendaftaran via online, saya juga udah Whatsapp dan memang belum mereka baca,” keluhnya.
Berusaha viralkan di media sosial soal aduan soal PPDB
Merasa tak mendapat respons positif dari pihak-pihak yang berwenang, warga Semarang tersebut kemudian mengupload permasalahan ini ke media sosial TikTok. Dengan harapan viral dan bisa terdengar hingga Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.