“Utamanya memang narik minat teman-teman milenial, ingin memberikan kesan kalau konsultasi itu tidak harus ke kantor yang kaku, tapi nongkrong ke kafe juga bisa ada pembahasan soal pertanian,” imbuhnya.
One stop service Urban Farming Corner targetkan anak muda agar lirik pertanian
Seiring berjalannya waktu, Urban Farming Corner tidak hanya menyediakan layanan konsultasi saja. Juli menyebut, farming corner tersebut telah menjadi ‘one stop service’. Layanan itu terdiri dari berbagai program seperti konsultasi, home care, pelatihan, hingga pemasaran produk pertanian.
“Jadi kalau ada yang mau menitipkan produk-produk pertanian juga bisa. Selain itu tiap tiga minggu sekali ada Pasar Sehat, yaitu hasil pertanian dari petani-petani Kota Semarang kami pasarkan minggu pagi waktu car free day,” terangnya.
BACA JUGA: Inovasi Urban Farming Pemkot Semarang, Bangun Rumah Gizi hingga Sekolah Berkebun
Sementara itu, pegawai bagian UPTD Dinas Pertanian Kota Semarang, Kemal Abdul Aziz menyatakan bahwa salah satu tujuan hadirnya Urban Farming Corner di Tandur Space adalah untuk mengubah mindset anak muda tentang pertanian. Apalagi anggapan bahwa bertani itu kotor menurutnya masih melekat di anak muda.
“Kami ingin mengubah mindset kalau bertani nggak harus punya lahan yang luas. Bahkan nggak punya lahan bisa bertani di dinding dengan vertical garden, kalau nggak mau kotor-kotor bisa ke hidroponik juga,” imbuhnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi