Menurutnya, penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan 10 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara negara-negara lain di Asia Tenggara memiliki rasio sebesar 14 persen.
Reformasi pendapatan demi penuhi janji kampanye Prabowo
Eddy juga menyebutkan bahwa harus ada reformasi pendapatan untuk mengalokasikan dana sesuai dengan janji kampanye utama Prabowo. Misalnya seperti menyediakan makan siang dan susu bagi 80 juta anak sekolah di Indonesia, membantu meningkatkan kesehatan dan pendidikan. Selain itu, juga menciptakan lapangan kerja bagi perempuan dan pengusaha.
Program tersebut menurut perkiraan akan menghabiskan biaya lebih dari Rp400 triliun. Jumlah itu lebih besar dari seluruh defisit APBN tahun 2023 sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari PDB.
Untuk mendukung janji kampanye tersebut, Eddy menyatakan bahwa Prabowo akan berusaha membangun koalisi yang kuat di parlemen dengan mengundang partai-partai lain, termasuk PDIP.
BACA JUGA: Real Count Sementara Unggul, DPD Gerindra Jateng Apresiasi Prabowo-Gibran Unggul di Kandang Banteng
Bahkan, Prabowo menyebut bakal menjalin kerja sama dengan Capres lain seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk bergabung dalam pemerintahannya.
“Dia percaya bahwa ini adalah formula sukses untuk membangun pemerintahan yang stabil di masa depan,” tandas Eddy. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi