SEMARANG, beritajateng.tv – Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti untuk menekankan pendidikan matematika dari usia dini. Hal tersebut kemudian memicu pro dan kontra.
Di Kota Semarang sendiri, sejumlah Taman Kanak-kanak (TK) mengaku telah menerapkan pendidikan matematika sejak lama. Namun, pendidikan matematika itu berlangsung dengan cara-cara sederhana.
Misalnya di TK Negeri Pembina. Setiap harinya, mereka mengajarkan matematika dengan cara bermain dan bernyanyi. Mulai dari lintang alih, ular tangga raksasa, sunda manda, hingga dakon atau congklak.
“Belajar matematika dengan bermain. Ada seninya, melatih fisik motoriknya, melatih kognitif, daya ingat, kerja sama, bahkan percaya diri. Siswa tau konsep, tidak hanya lambang bilangannya,” kata Kepala TKN Pembina, Sri Mulyani kepada beritajateng.tv, Senin, 4 November 2024.
BACA JUGA: Lama Pensiun, Ini Kisah Mbah Melan Ajar Matematika via Live TikTok, Per Bulan dapat 10-11 Juta!
Kendati demikian, Mulyani mengatakan jika pendidikan matematika di TK masih pada tahap sederhana. Seperti konsep dasar pengenalan bilangan dan hitungan dasar.
“Hanya pertambahan dan pengurangan, bukan pembagian dan perkalian. Lebih tinggi lagi nanti kalau anak sudah SD,” bebernya.
Pembelajaran matematika di TK masih konsep dasar
Menurut Mulyani, kemampuan anak usia dini untuk memahami matematika masih terbatas. Jika diberikan terlalu berat, akan menganggu perkembangan kognitifnya.
Mengenai rencana Prabowo masukkan pendidikan matematika ke TK, ia mengaku tak keberatan. Namun dengan catatan, masih tahap dasar.