Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengaku, pihaknya tengah membuat kajian, terkait keselamatan atau K3 bagi pengunjung. Sebelum kajian sempurna, pihaknya belum bisa dibuka untuk umum.
“Belum dibuka memang, karena belum diserahkan ke Disbudpar. Apalagi kajian keselamatan juga belum kita buat, intinya K3 ini harus klir dulu,” tambah dia.
Wing menjelaskan, pihaknya juga menjelaskan jika kajian ini juga membahas, standard operasional prosedur (SOP), dan sumber daya manusia yang menghandle Jembatan Kaca harus memiliki kompetensi terkait keamanan, memandu orang atau bekerja digedung tinggi.
“Sarprasnya memang belum lengkap, reel pembatas samping harus ditutup kaca untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” bebernya.
Targetnya lanjut Wing, jembatan kaca bisa beroperasional tahun ini mininal semester kedua. Dalam kajian, kata dia, juga membahas alur naik turun pengunjung, apalagi saat ini jembatan masih dibangun satu sisi, sehingga butuh mengatur akses dan jumlah pengunjung yang naik dalam satu waktu.
“Ini kan baru satu sisi, nah kita ajukan ke DPU, untuk melanjutkan sisi sebelah barat. Karena idealnya harus nyambung, naik dan turunnya berbeda, nah masalah ini juga masuk dalam kajian,” pungkas dia. (*)
Editor: Elly Amaliyah