“Harapannya, program ini dapat membantu masyarakat dan tidak malah menyulitkan di lapisan bawah. Kita harus terus evaluasi agar semuanya berjalan maksimal,” ujarnya.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, M. Luthfi Eko Nugroho, menyampaikan bahwa total APBD Kota Semarang tahun 2025 mencapai Rp 6,4 triliun. Sedangkan anggaran murni di 2026 Rp 6,6 triliun proyeksinya.
“Perencanaan di Bappeda, penganggaran di BPKAD. Kami perlu hitung kapasitas, kemudian belanja daerah. Awalnya kami pisahkan yang prioritas dan mandatori seperti pendidikan, dan kesehatan. Jika tidak kita alokasikan, maka pelayanan publik berhenti,” papar Luthfi.
Alokasi anggaran itu untuk berbagai program pelayanan publik, termasuk belanja pegawai, operasional transportasi BRT, pengelolaan rumah pompa, dan bidang pendidikan.
Menurut dia, program prioritas Pemkot Semarang di 2026 yakni lebih pada lingkungan hidup dan ketahanan pangan. 2027 temanya, ekonomi lokal dan wisata. Sedangkan di 2028 penyelesaian untuk infrastruktur strategis, dan 2029 untuk meningkatkan daya saing.
“Pengelolaan anggaran dilakukan melalui proses partisipatif dari bawah, mulai dari Musrembang hingga pengesahan di DPRD,” paparnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah