Untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pelayanan khususnya di transportasi massal kota kedepannya pihak BLU Trans Semarang harus benar-benar prioritaskan pelayanan masyarakat. “Sehingga pelayanan publik dapat berjalan lagi dengan aman dan nyaman, ” terangnya.
Sebelumnya, Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Hendrix Setyawan memohon maaf atas kurang maksimalnya pelayanan BRT di koridor IV rute Terminal Cangkiran-Stasiun Semarang Tawang karena ada gangguan teknis.
“Meski demikian, pihaknya memastikan di rute tersebut tetap mengerahkan bus bantuan secara swakelola memberikan pelayanan penumpang. Memang saat ini armadanya terbatas baru tujuh unit, sehingga membuat jarak interval bus agak terlambat. Tapi kami pastikan pekan depan, pelayanan di jalur koridor IV kembali normal,” jelasnya.
Pihaknya saat ini juga sudah berkoordinasi dengan pusat untuk mengatasi permasalahan ini. “Saat ini interval kedatangan bus di setiap halte lebih lama dari sekitar 10-12 menit menjadi 15-20 menit, “ungkap Hendrix.
Sementara, pihak PT Matrasemar selaku operator koridor IV BRT Trans Semarang mengakui sudah menghentikan sebanyak 24 bus yang sebelumnya melayani trayek koridor IV, yakni Terminal Cangkiran-Stasiun Semarang Tawang mulai akhir April atau menjelang Lebaran Idul Fitri tahun ini. Sebab, sebanyak 22 armada bus tersebut telah ditarik oleh investor.
Disampaikan Direktur Utama PT Matrasemar, Maryanto pihaknya berhenti operasional pelayanan karena adanya permasalahan keterlambatan pembayaran dari Pemkot Semarang kepada operator. “Pelayanan kami dari Desember (2021) hingga Maret (2022) tidak ada pencairan, baru ada pencairan pada 7 April. Sehingga selama empat bulan ini membuat keuangan perusahaan tidak seimbang, “ujarnya.
Padahal dalam empat bulan tersebut pihaknya butuh biaya operasional sekitar Rp 900 juta. Selama ini biaya operasional tersebut dan gaji hak para karyawan yang bekerja itu kami talangi dulu secara swadaya, “ungkapnya. (Ak/El)