“Kami sudah meminta pengelola Trans Semarang mengkaji untuk penambahan koridor dan rute BRT agar cakupan ke seluruh wilayah Semarang terpenuhi, juga menjangkau wilayah pinggir dan kawasan industri serta sekolah-sekolah,” paparnya.
Tak hanya Jalan Kokrosono, Kelurahan Ngemplak juga minim akses Feeder atau BRT
Tidak hanya Jalan Krokosono dengan empat sekolah, Kelurahan Ngemplak di Kecamatan Semarang Barat juga menjadi perhatiannya. Pasalnya, ada ratusan pekerja yang mobilitasnya cukup aktif di kawasan tersebut.
“Beberapa di antaranya wilayah yang melewati Kelurahan Ngemplak Simongan, yang ada pabrik-pabrik cukup banyak dan juga Jalan Kokrosono ada beberapa sekolahan negeri dan swasta,” imbuhnya.
Sebelumnya Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirojuddin juga mengeluhkan tidak adanya akses transportasi umum menuju Jalan Kokrosono. Padahal, keberadaan angkutan umum seperti Trans Semarang termasuk kebutuhan utama siswa di sekolahnya.
Menurutnya, layanan transportasi umum penting untuk mobilitas dan aksesabilitas peserta didik. Ardan berharap, rute angkutan Feeder milik BLU UPTD Trans Semarang bisa bertambah dan masuk Jalan Kokrosono. Hal ini tentunya dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi bagi siswa yang belum memenuhi umur.
“Harapannya ada Feeder masuk Kokrosono agar bisa melayani anak-anak sekolah yang rumahnya jauh. Mudah-mudahan Dishub atau Mbak Ita (Wali Kota Semarang) segera merealisasikan. Toh mereka juga anak-anak sekolah yang butuh fasilitas transportasi,” ucap Ardan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi