Berdasarkan hasil pemantauan, sebagian pasien kasus demam berdarah dalam kondisi yang baik dan menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Sementara empat kasus tambahan yang dialami anak-anak tersebut masih dalam penanganan secara insentif oleh pihak rumah sakit.
Meskipun kasus demam berdarah (DB) mengalami penurunan, bukan berarti kasus ini akan segera berakhir. Kasus DB yang ditangani Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang masih tergolong tinggi karena tingkat penurunan kasus yang hanya sedikit. Masyarakat harus tetap waspada karena kondisi cuaca yang fluktuatif.
Pada tahun sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyebut bahwa kasus demam berdarah yang terjadi di Semarang mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Bahkan, kasus demam berdarah ini naik hingga tiga kali lipat pada tahun 2022. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebut terdapat 857 kasus demam berdarah. 30 puluh orang diantaranya meninggal dunia.
Kasus kematian tertinggi berada di Kecamatan Semarang Barat dengan 5 kasus, Ngaliyan sebanyak 5 kasus, Tugu Lima sebanyak 5 kasus, dan Gunung Pati sebanyak 4 kasus. Sementara itu, kasus tertinggi demam berdarah berada di Kecamatan Banyumanik sebanyak 712 kasus, Semarang Barat ada 650 kasus, dan Tembalang ada 624 kasus. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.