“Jumlahnya kan ada 39, nah yang 9 itu belum punya KTP Semarang. Jadi nanti kalau udah punya KTP Semarang kan mudah kalau ada apa-apa. Semisal sakit bisa dapet UHC kan gratis ke rumah sakit. Lalu yang anaknya sekolah kan dari SD sampe SMP gratis. Terus yang terpenting kalau sudah punya KTP Semarang kan untuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) kita bisa mengajukan,” imbuh Heroe.
“Nah kalau yang 30 itu KTPnya memang semarang, tapi kecamatannya luar Semarang Barat,” imbuhnya.
Heroe menjelaskan, pihaknya tetap memperbolehkan mereka tinggal di situ namun tidak boleh menambah rumah ataupun luas bangunan. Dalam perkembangannya, Heroe mengatakan setidaknya total ada 90 keluarga, namun sekarang tersisa 39 dan berharap kedepan mereka memiliki tempat tinggal lebih layak.
“Jadi warga sana itu dulu warga perumahan Cakrawala yang tergusur dan sampai sekarang belum punya tempat tinggal tetap. Dulu ada sekitar 90 keluarga lalu sekarang tinggal 39 itu. Nah kami berharap mereka segera punya rumah dan tidak selamanya di situ,” jelasnya.
Sebenarnya, lanjut Heroe, sempat ada usulan untuk memindahkan mereka ke rumah susun, tapi kendalanya mereka sudah memiliki pekerjaan di sekitar situ sehingga terlalu jauh kalau dipindah ke rumah susun.
“Untuk upaya membantu mendapatkan tempat tinggal yang layak, kami masih akan lakukan koordinasi lanjutan. Ini dari pihak Rumah Pancasila kan juga sudah memberi bantuan untuk warga sini,” tutupnya. (Ak/El)