Pemilik thrifting Attitude.ltd itu berharap pemerintah lebih selektif terhadap impor produk dengan kualitas unggul namun dijual sangat rendah hingga memukul pasar lokal.
“Mungkin lebih selektif lagi buat produk impor Cina yang masuk,” ucapnya.
Pedagang thrift Semarang pilih kena pajak ketimbang jual barang lokal
Sebagai pedagang thrift, Celvin mengaku lebih baik mendapat tagihan pajak untuk berjualan barang thrift daripada beralih menjual produk lokal.
Guna memenuhi kebutuhan barang thrift, Celvin mengaku selama ini mengambil stok dari berbagai kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.
Ia mencari pasokan dari gudang dan pasar khusus yang menyediakan bal thrifting. “Saya kalau cari itu di dalam negeri. Entah itu pesannya lewat online atau langsung ke sana,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ramai Pelarangan Thrift Ilegal, Pengusaha Thrift: Kami Seperti Kambing Hitam Masalah Negara
Meski situasi terasa lebih berat, Celvin masih berharap adanya kebijakan yang membantu UMKM thrifting, bukan sekadar membatasi.
Baginya, pelaku thrifting membutuhkan dukungan agar tetap bisa bertahan seraya beradaptasi di tengah perubahan regulasi pemerintah. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













