SEMARANG, beritajateng.tv – Serangan hama tikus yang masif pada lahan sawah di sekitar danau Rawapening, Kabupaten Semarang, turut menjadi perhatian Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah.
Pasalnya, dampak serangan hama tikus ini tidak hanya mengancam produktifitas dan ketahanan pangan. Namun, juga sangat mengganggu psikologis para petani yang telah mengeluarkan tenaga serta biaya yang tidak sedikit.
Sebab, tanaman padi yang sudah tertanam dan pertumbuhannya sangat bagus, bahkan tinggal menunggu hasil, malah habis hanya dalam semalam karena serangan hama tikus. Hal itu tentu akan membuat psikologis petani juga terganggu.
“Rasa mangkel, masygul, dan segala macam, termasuk gelo (menyayangkan) pasti petani alami,” ungkap Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto, di sela gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus di Desa/Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Minggu, 20 April 2025.
BACA JUGA: Hama Tikus Merajalela, Petani Kabupaten Semarang “Gropyokan” Serentak, Lomba Tangkap Terbanyak
Menurutnya, ini menjadi situasi yang perlu penanganan bersama. Terlebih, hama tikus yang tidak mengenal batas administrasi dan serangan pada lahan pertanian di sekitar Danau Rawapening ini cukup menonjol.
Bahkan, hama tersebut sudah mengakibatkan 88 hektare lebih tanaman padi di lima wilayah kecamatan gagal panen (puso).
“Di daerah lain di Jawa Tengah hama gikus juga ada, tapi di Kabupaten Semarang ini menonjol,” lanjutnya.