Maka itu, tambah Supriyanto, gerakan pengendalian serentak dengan “gropyokan” di lima kecamatan ini luar biasa. Cara-cara pengendalian lainnya pun tengah pihaknya beserta jajaran di tingkat kabupaten siapkan.
Serangan hama tikus di Kabupaten Semarang bakal jadi objek kajian khusus
Supriyanto bahkan menyampaikan kasus serangan parah hama tikus di Kabupaten Semarang ini akan menjadi objek kajian. Yakni, dengan dukungan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktur Perlindungan.
“Mengapa ini bisa terjadi dan wilayah lahan pertanian ini akan menjadi tempat belajar studi kasus dalam upaya menyiapakan pengendalian hama tikus selanjutnya,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Muh. Edy Sukarno, mengatakan serangan hama tikus yang luar biasa ini tidak lepas dari faktor buruknya keseimbangan alam.
BACA JUGA: BACA JUGA: Beban Ganda Petani Banyubiru Semarang: Biaya Tinggi dan Serbuan Tikus dari Luar Daerah
Sehingga, gerdal hama tikus serentak di lima wilayah kecamatan ini menjadi langkah awal untuk mengajak petani dan stakeholder lainnya lebih peduli. Bahwa ada keseimbangan ekosistem yang terganggu.
Dalam jangka panjang, Kabupaten Semarang akan menempatkan para petani sebagai garda terdepan dalam rangka merawat dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Sehingga, semua akan memiliki kesadaran bersama-sama untuk menjaga keseimbangan alam. “Tidak hanya terkait pengendalian hama, namun juga menjaga sumber-sumber air untuk mendukung pertanian,” jelas Edy. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi