Ia menambahkan, pembangunan embung besar di Kaligawe dan Genuk menjadi harapan baru bagi warga Semarang Timur. Embung tersebut akan berfungsi menampung air kiriman dari wilayah atas, sehingga potensi banjir bisa berkurang signifikan di tahun-tahun mendatang.
“Untuk banjir tahun ini sebenarnya sudah lebih baik dari sebelumnya. Di Tlogosari misalnya, genangan tidak separah tahun lalu. Namun Muktiharjo masih jadi tumpuan air dari berbagai wilayah,” tuturnya.
Perlunya Pembenahan Drainase
Selain masalah aliran air, Nunung juga menyoroti buruknya sistem drainase di sejumlah kawasan. Ia menilai banyak saluran air yang tertutup bangunan pribadi seperti ruko, sehingga menghambat pembuangan air.
“Drainase di pinggir Kali Tlogosari Kulon misalnya, banyak yang tertutup. Padahal kalau salurannya lancar, air bisa cepat surut. Ini perlu penertiban, karena dampaknya dirasakan masyarakat luas,” tegasnya.
Ia juga menyoroti tingginya sedimentasi di sejumlah saluran. Namun, menurutnya, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sudah bekerja cukup baik dengan rutin melakukan pembersihan dan pengerukan.
“Petugas lapangan atau pasukan bebek, karena mereka selalu turun ke saluran untuk membersihkan lumpur dan sampah. Jadi pelayanan sudah bagus, tinggal percepatan agar hasilnya lebih terasa,” kata Nunung.
Legislator dari Partai Gerindra itu optimistis upaya pemerintah kota dan dukungan kementerian pusat akan membawa hasil nyata. Ia berharap, target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2027, yakni Semarang bebas banjir, bisa terwujud.
“Pemerintah pusat, BBWS, dan Pemkot sudah bekerja bersama. Kalau semua program selesai sesuai target, saya yakin 2027 nanti Semarang bisa bebas dari banjir,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













