Pendidikan

DPRD Semarang Dukung Olahraga Rekreasi Jadi Ekstrakurikuler Sekolah

×

DPRD Semarang Dukung Olahraga Rekreasi Jadi Ekstrakurikuler Sekolah

Sebarkan artikel ini
DPRD Semarang Dukung Olahraga Rekreasi Jadi Ekstrakurikuler Sekolah
Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Mualim menghadiri diskusi bertajuk 'Menanamkan Nasionalisme dengan Olahraga Rekreasi di Kalangan Pelajar dan Masyarakat Umum' yang diselenggarakan Yayasan Temen Tinemu Temenan di Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Gagasan untuk memasukkan olahraga rekreasi masyarakat ke dalam kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah Kota Semarang mulai mendapat dukungan dari kalangan legislatif.

Usulan tersebut mengemuka dalam diskusi bertajuk “Menanamkan Nasionalisme dengan Olahraga Rekreasi di Kalangan Pelajar dan Masyarakat Umum”. Kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Temen Tinemu Temanan ini berlangsung di Hotel Muria Semarang, Minggu, 9 November 2025.

Ketua Perkumpulan Olahraga Tarian Baris Indonesia (POTBI) Jawa Tengah, Kadartiastuti, menjadi salah satu narasumber utama dalam forum tersebut.

Ia menekankan pentingnya pengenalan dan pengintegrasian olahraga rekreasi di lingkungan sekolah. Agar generasi muda lebih mengenal budaya sekaligus memperkuat semangat kebersamaan.

BACA JUGA: Petani Keluhkan Sewa Lahan Mahal, DPRD Desak Pemkot Semarang Tinjau Ulang Tarif

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang dari Partai Gerindra, Mualim, menyambut baik gagasan itu. Ia menilai olahraga rekreasi bisa menjadi kegiatan positif bagi siswa dan layak jadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.

“Saya sangat setuju. Kalau belum bisa masuk kurikulum, minimal menjadi kegiatan ekstrakurikuler. Syukur-syukur ke depan bisa masuk muatan lokal,” ujar Mualim seusai acara.

Menurutnya, usulan tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap generasi muda yang mulai menjauh dari budaya lokal. Mualim mencontohkan, banyak pelajar saat ini bahkan tidak mengenal tokoh-tokoh pewayangan yang menjadi bagian dari budaya Jawa.

“Anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu lakon pewayangan. Padahal, sejarah dan budaya itu tidak boleh hilang. Kalau tidak dikenalkan, bisa benar-benar punah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Mualim mengajak berbagai yayasan dan komunitas untuk bersama-sama membina generasi muda agar memiliki kegiatan positif yang mampu menangkal pengaruh negatif perkembangan teknologi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan