“Kami akan meminta penjelasan dari Dalduk KB terkait evaluasi penyerapan anggaran dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Semua harus efektif dan efisien,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa program vasektomi harus di berikan kepada peserta yang benar-benar memenuhi syarat. Misalnya sudah memiliki minimal dua anak atau tidak lagi berada pada usia produktif. Arya mengingatkan agar tidak ada tebang pilih maupun pemberian program secara merata tanpa memperhatikan kebutuhan penerima.
“Jangan sampai ada yang masih usia produktif tapi di minta ikut vasektomi hanya karena ada bonus. Syarat dan kriterianya harus jelas,” tegasnya.
Menurut Arya, sosialisasi mengenai vasektomi harus terus di perkuat. Meski Dalduk KB bersama kecamatan dan kelurahan telah melakukan penyuluhan, pemahaman masyarakat, terutama kelompok laki-laki, masih belum merata.
“Banyak bapak-bapak hanya tahu soal insentifnya saja, tapi belum memahami syarat, manfaat, maupun konsekuensi vasektomi. Jadi sebelum pelaksanaan, edukasi harus berjalan lebih intensif,” terangnya.
Ia berharap program vasektomi dapat terus berjalan dengan baik, namun tetap mengedepankan ketepatan sasaran. Dengan sosialisasi yang kuat, program ini harapannya mampu membantu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Semarang. (*)
Editor: Elly Amaliyah












