Balita Tenggelam Grobogan Jadi Peringatan Keras
Kasus balita tenggelam Grobogan memantik perhatian aparat wilayah setempat. Camat Penawangan Ruswandi turut menyampaikan keterangan terkait kondisi keluarga korban. Ia menjelaskan kedua anak berada rumah bersama kakek dan nenek saat kejadian.
Orang tua korban sedang bekerja saat peristiwa berlangsung. Tanpa pengawasan ketat, kedua anak keluar rumah lalu bermain menuju saluran irigasi. Situasi tersebut memperbesar risiko kecelakaan fatal.
Ruswandi menyampaikan imbauan tegas kepada masyarakat. “Kami meminta orang tua meningkatkan pengawasan, terutama dekat sungai atau irigasi,” ujarnya. Menurutnya, lingkungan air terbuka membutuhkan perhatian ekstra.
Selain itu, Ruswandi mendorong perangkat desa memperkuat pengamanan saluran irigasi. Ia menilai langkah pencegahan fisik penting untuk menekan kejadian serupa. Pemasangan pembatas sederhana dapat mengurangi risiko anak terjatuh.
Warga sekitar turut menyampaikan kesedihan mendalam. Banyak pihak berharap kejadian balita tenggelam Grobogan menjadi pelajaran bersama. Kesadaran kolektif dinilai penting untuk melindungi anak-anak.
BACA JUGA: Kecelakaan Air Kembali Terjadi, Siswa SMP Tenggelam di Bendungan Padas Klorot Semarang
Kepolisian memastikan penanganan kasus berjalan sesuai prosedur. Aparat mengedepankan pendekatan kemanusiaan mengingat suasana duka keluarga. Proses pemakaman berlangsung dengan pendampingan aparat desa.
Tragedi tersebut kembali menegaskan bahaya saluran air terbuka sekitar permukiman. Tanpa pengawasan, area tersebut berubah menjadi ancaman serius bagi keselamatan anak.
Pihak kecamatan berencana menyampaikan imbauan rutin kepada warga. Edukasi keselamatan anak akan menjadi agenda penting pertemuan desa mendatang. Langkah tersebut diharapkan mencegah kejadian serupa. (*)













