SEMARANG, beritajateng.tv – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat ada 2 ribu lebih perempuan di Jateng yang mengidap kanker serviks.
Berdasarkan data dari Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama (FKTP) di bawah naungan Dinas Kesehatan Jateng, ada 2.515 perempuan yang terdiagnosis kanker serviks sepanjang tahun 2024.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkirakan ada lebih dari 36 ribu kasus baru kanker serviks yang terdeteksi setiap tahun secara nasional.
Data itu terungkap oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jateng, Irma Makiah, pada Senin, 18 Agustus 2025.
Irma menuturkan, kasus kanker serviks di Indonesia tergolong tinggi. Bahkan, sekitar 70 persen kasus tersebut baru diketahui pada stadium lanjut, yang secara signifikan mampu meningkatkan risiko kematian.
BACA JUGA: Lewat Program Speling, Pemprov Jateng Tekan Kasus TBC dan Kanker Serviks
Pihaknya menjelaskan, kanker serviks berada di urutan kedua penyebab kematian pada perempuan di Indonesia.
“Kasus kanker serviks cukup tinggi di Indonesia ya, berada di urutan kedua sebagai penyebab kematian pada perempuan dan penyebabnya adalah virus HPV yang biasanya menular melalui hubungan seksual,” tutur Irma.
Oleh sebabnya, kata Irma, Dinas Kesehatan Jateng tak berhenti mengejar target vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyasar pelajar SD kelas 5 dan 6 serta SMP kelas 9. Adapun vaksinasi itu telah berlangsung sejak tahun 2023.
Irma menuturkan, Dinas Kesehatan Jateng turut menggandeng berbagai pihak; mulai dari Dinas Pendidikan setempat, puskesmas, hingga sekolah-sekolah.
Pihaknya menuturkan, pemberian vaksin HPV ini akan diintegrasikan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.
“Nanti akan diintegrasikan dengan program BIAS ya, yang pelaksanaannya pada bulan Agustus dan November,” jelas dia.
Pemberian vaksin HPV di Jateng meningkat tiap tahun, Dinas Kesehatan juga targetkan laki-laki
Lebih lanjut, Irma menyebut capaian dosis pertama vaksinasi HPV pada tahun 2023 mencapai 106 persen dan dosis kedua 91 persen.