SEMARANG, beritajateng.tv – Suasana Lapangan Futsal Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang pada Senin, 24 November 2025 malam itu gelap. Hanya cahaya lilin yang berderet ribuan menciptakan lingkaran cahaya yang tenang namun sarat makna.
Para mahasiswa Untag dalam hening mengenang 7 hari kepergian Dwinanda Linchia Levi (35), dosen muda yang meninggal dan menyisakan tanda tanya besar.
Dalam aksi simbolik tersebut, pembacaan doa bersama berlangsung bergantian. Beberapa mahasiswa menunduk, sebagiannya memegang lilin dengan tangan bergetar. Tidak ada iringan lagu, hanya bisikan doa, dan suara api lilin yang berkeredip tertiup angin malam.
Tidak hanya mahasiswa, rekan dosen dan tenaga pendidik, pihak kampus yang Wakil Rektor III Untag Semarang wakilkan turut mengikuti aksi solidaritas tersebut. Terlihat juga aparat keamanan dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Bendan Duwur.
BACA JUGA: Audiensi ke Polda Jateng, Tim Advokasi Untag Tegaskan Legal Standing dan Transparansi Kasus Kematian Dosen Levi
Presiden Mahasiswa Untag Semarang, Bintang Laksamana Arsyad, menyampaikan bahwa aksi ini bukan sekadar belasungkawa, namun penegasan moral civitas akademika.
“Aksi malam ini adalah aksi simbolik. Doa bersama sekaligus kami nyalakan seribu lilin sebagai tanda penghormatan, duka cita, dan pernyataan sikap kami bahwa hati nurani kami civitas akademika Untag akan terus menyala sampai kasus ini tuntas,” tutur Bintang usai memimpin aksi solidaritas Senin, 24 November 2025 malam.
Ia menegaskan tiga poin tuntutan penting, pertama kepada pihak berwajib untuk penegakan hukum kepada AKBP B.
“Jika nanti terbukti ada kelalaian atau tindak pidana, kami menuntut proses setegas-tegasnya. Bukan hanya mutasi, bukan hanya disiplin internal. Kami ingin penegakan hukum nyata,” ujarnya.
Presiden mahasiswa itu juga menyampaikan pesan kepada pihak rektorat Untag dan dekanat Fakultas Hukum.
“Kasus ini harus tetap berjalan tanpa harus kami kejar-kejar sebagai mahasiswa. Kami akan mengawal dari belakang. Kami punya hak untuk menuntut keadilan,” lanjutnya.
Terakhir, Bintang memberikan pesan kepada civitas akademika. Ia mengajak seluruh mahasiswa, tenaga pendidik, hingga pihak kampus untuk mengawal kasus kematian dosen mereka.
Dalam pernyataannya, Bintang juga menyoroti soal transparansi informasi perihal penyebab dan kronologis kematian mendiang Levi.













